Bob Marley: Musik, Perlawanan dan Perdamaian

Gaya hidup dan musik Marley terus menginspirasi generasi baru sebagai warisan yang tak kalah penting. Lahir dengan nama lengkap Robert Nesta Marley pada, 6 Februari, 1945, di Saint Ann, Jamaika, dari rahim seorang ibu kulit hitam Cedella Booker dan ayah kulit putih anggota British West Indian Regiment, Captain Norval Sinclair Marley, seorang pengawas perkebunan milik pemerintah Inggris yang menjajah Jamaika kala itu.

Pada 1945 Norval Sinclair Marley memutuskan untuk meninggalkan Cedella yang sudah dinikahinya pada tahun1944. Dan hanya sesekali Norval Sinclair Marley memberikan dukungan financial bagi pertumbuhan Bob. Bob dibesarkan dalam lingkungan orang-orang kulit hitam yang kumuh, miskin dan keras. Dari pergaulan jalannan Bob menemukan nilai-nilai kejujuran, merasakan penderitaan, tekanan serta penghujatan dari kaum kulit putih.
Meskipun diakui keturunan campuran, predikatnya terkadang dipertanyakan dalam pergaulan. Sepanjang hidupnya dan karena kepercayaannya, ia mengidentifikasi diri sebagai Afrika hitam, mengikuti ide-ide pemimpin Pan-Afrika  Dua pengaruh terbesar adalah Kaisar Ethiopia Haile Selassie I, dan Marcus Garvey. Kaum Rastafarian menganggap Haile Selassie I sebagai Tuhan karena nubuatan Marcus Garvey.

Rastafarian percaya bahwa mereka akhirnya akan kembali ke Ethiopia, di mana mereka tidak akan lagi ditekan, dan akan hidup dalam kebebasan. Repatriasi ini akan dipimpin oleh Haile Selassie. Mereka percaya Allah mereka akan mengambil alih dan akan menghasilkan sukacita dengan tanah air mereka. Sebuah tema sentral dalam pesan Bob Marley adalah repatriasi orang kulit hitam ke Sion, yang dalam pandangannya adalah Ethiopia , atau lebih umum, Afrika.  Dalam lagu-lagu seperti “Survive”, “Babylon System”, dan “Blackman Redemption”, Marley bernyanyi tentang perjuangan Afrika melawan penindasan dari Barat atau “Babel”.

Debut Bob Marley

Bob marley merupakan seorang musisi Reggae, ska, dan rocksteady. Setelah Marley drop out dari sekolahnya ia mulai tertarik dan menemukan jalan hidupnya yakni dengan musik. Awal debut Bob adalah Ska, bersamaan dengan demam musik anak-anak muda seusianya, seiring dengan eforia kemerdekaan Jamaica, dari penjajahan Inggris pada tahun 1962. Di tahun itu Bob pertama kali merekam suaranya dalam lagu berjudul Judge Not. Pada tahun yang sama, Bob bertemu anak muda lain yang punya ambisi musik, yaitu Bunny Wailer dan Peter Tosh mereka membentuk band bernama The Wailing Wailers.

Single pertama The Wailing Wailers, Simmer Down (1963). Di masa-masa awal itu musik Bob bercorak Ska, sebuah ritme asli Jamaica. Sejak pertama itu pula syair-syair Bob begitu penuh percaya diri dan berisi ungkapan-ungkapan yang mengkiritik penguasa kolonial dan akibat yang ditimbulkannya. Lagu-lagu Bob mendapat tempat di hati rakyat Jamaica, menjadi inspirasi serta menggedor kesadaran rakyat Jamaica untuk bangkit dari kemiskinan dan ketertindasan. Seperti dalam lagu I Shot The Sheriff.
Musik reggae adalah musik rebel sosok Bob Marley, melalui musik reggae telah mewariskan sikap perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Bob Marley diakui perannya dalam memopulerkan dan menyebarkan musik reggae asli Jamaika dan Gerakan Rastafari ke seluruh antero dunia. Lewat musik Bob Marley melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap kesewenangan dan ketidakadilan dari kaum kulit putih, kaum Babylon.

One Love Peace Concert

Perkembangan di Jamaica sendiri semakin tidak menentu. Saat itu Jamaica tengah dilanda kerusuhan akibat ketidakpuasan masyarakat karena janji-janji kehidupan yang lebih baik pasca kolonial tak cepat terwujud. Kerusuhan semakin meruncing pada perpecahan bangsa akibat perseteruan politik yang memanas antara PM Michael Manley yang berkiblat ke Kuba dan lawan politiknya Edward Seaga yang berkiblat ke AS.

Pada 1976, Bob diminta PM Michael Manley untuk menggelar konser ”Smile Jamaica” untuk menghibur kembali rakyat Jamaica yang tengah susah. Namun konser itu kemudian dipolitisir, karena diselenggarakan menjelang pemilu. Bob akhirnya menjadi korban serbuan sekelompok orang bersenjata ke rumahnya, dua hari sebelum konser. Tangannya terserempet peluru, setelah perawatan di rumah sakit, Bob tetap melanjutkan tekadnya menggelar konser. Sesudah konser, Bob mengasingkan diri ke London, selain untuk menenangkan diri, alasan keamanan juga menjadi pertimbangan mengingat musik Reggae dianggap berbahaya sebagai penyulut kesadaran rakyat Jamaica dan gerakan anti Amerika.
Bagi Bob Jamaica adalah representasi orang kulit hitam di seluruh dunia serta representasi kemiskinan dan penindasan di seluruh dunia. Karenanya ia merasa harus selalu menjadi bagian untuk terus mewartakan serta memperjuangkannya ke seluruh dunia. Setelah empat belas bulan, 1978 Bob pulang ke Jamaica. Melihat Jamiaca yang semakin parah dengan aksi-aksi kekerasan, penculikan dan pembunuhan, Bob berinisiatif untuk menggelar konser gratis bagi proses rekonsiliasi bagi kelompok politik yang berseteru dan menyatukan kembali Jamaica. Konser diberi nama “One Love Peace Concert“.

Berkat kharisma Bob Marley, konser berlangsung aman dan kedua lawan politik yang berseteru bisa dihadirkan di atas panggung memenuhi permintaan Bob untuk berpelukan dan berdamai.

Selanjutnya Bob bertekad membangun Jamaica. Ia membangun perusahaan rekamannya sendiri, Tuff Gong Record, di rumahnya. Dari hasil penjualannya, Bob dapat memberi makan dan menyantuni orang-orang miskin Jamaica. Tercatat ada 3.000 orang lebih yang diberi makan setiap hari. Sementara itu Bob juga terus concern akan kelaparan yang terjadi di sebagian belahan Afrika serta politik diskriminasi warna kulit (apartheid) yang masih dijalankan di Afrika Selatan. Semua itu disuarakan Bob dalam lagu Unite Africa dalam album terbarunya. Lagu itu dilarang diperdengarkan di Afrika Selatan. Di sisi lain Bob menjadi satu-satunya artis asing yang diundang dalam konser Kemerdekaan Zimbabwe yang dihadiri oleh Pangeran Charles dan persiden pertama Zimbabwe Dr. Robert Mugabe pada 1980.

Penghargaan

Bob Marley, yang masih tetap dianggap sebagai salah satu bintang pop musik paling dikenal, menerima Bintang Jasa (Order of Merit), penghargaan nasional tertinggi ketiga Jamaika, tak lama setelah kematiannya. Pada tahun 1978, Bob Marley pernah menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Dan catatan dari Presiden Amnesty International, Jack Keley, bahwa kemana pun ia pergi ke seluruh dunia, Bob Marley selalu menjadi simbol kebebasan! Dan lagu Get Up Stand Up, selolah identik dengan Amnesty International dan perjuangan kemanusiaan lainnya.

Karya-karya Bob sangat nyata. Kesedihannya, cinta dan pemahamannya pada kemanusiaan, pemikiran dan spiritualitasnya adalah sesuatu yang masih eksis dan berpengaruh hingga hari ini. Lagu Stir It Up ditulis dan digubah khusus untuk kekasihnya Rita yang kemudian dinikahinya dan memberikan lima orang putra dan seorang putri. Kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.